IPv4 (Internet Protocol version 4)

Pengertian

        IPv4 (Internet Protocol version 4) adalah standar protokol yang digunakan untuk mengirimkan paket data melalui jaringan komputer. Ini adalah versi pertama dari Internet Protocol dan masih merupakan protokol yang paling banyak digunakan saat ini.

Ciri-ciri IPv4

        IPv4 merupakan standar yang sering digunakan untuk memberikan identitas perangkat yang terhubung dalam jaringan, ciri-ciri IPv4 yaitu :
  1. Terdiri dari 4 Okted (Tiap Okted dipisahkan menggunakan ". "(Titik))
  2. Tiap Okted memiliki 256 angka yang dimulai dari 0-255
  3. Terdiri dari 32 Bit dari jumlah angka binner
  4. Tiap Okted terdiri dari 8 bit angka binner
        IPv4 masih sering dipakai karena ditulis menggunakan Bilangan Desimal (Bilangan yang terdiri dari 10 angka yaitu (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9), sedangkan dalam IPv6 ditulis menggunakan Bilangan Hexadesimal (Bilangan yang memiliki 16 hitungan dengan kombinasi huruf dan angka yaitu (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F).

        Meskipun sebenarnya hitungan bit pada IP itu dihitung menggunakan Bilangan Binner (Bilangan yang terdiri dari 2 angka yaitu 0-1)

sebagai contoh IPv4 (dalam bilangan desimal) :

Contoh bentuk aslinya (Dalam Bilangan Binner) :
cara perhitungan binner




Macam-macam Kelas IPv4

        IPv4 memiliki 5 macam kelas IP (IP Class), yaitu A Class, B Class, C Class, D Class, E Class. Untuk kelas A, B dan C sering digunakan pada Jaringan Area Lokal atau Local Area Network (LAN) seperti di perkantoran, jaringan sekolah, jaringan Lab, atau hotspot dirumah.
        Sedangkan untuk Kelas D biasanya digunakan untuk konfigurasi PPPoE yang sering diterapkan pada RT/RW Net, Mini ISP, ISP atau Reseller Internet dari perangkat Router Core ke Router Client atau Pelanggan. Untuk kelas E digunakan sebagai IP Test atau IP Percobaan.
        Cara membedakan Kelas IPv4 yaitu bisa dengan melihat Okted Pertamanya, pehatikan tabel dibawah ini :

Catatan : 127 tidak digunakan karena sebagai Loopback


        Alamat IP dalam rentang 127.0.0.0 hingga 127.255.255.255 pada IPv4 dicadangkan untuk keperluan loopback dan tidak digunakan untuk komunikasi jaringan biasa. Alamat ini memungkinkan perangkat untuk mengirim dan menerima data ke dan dari dirinya sendiri.

Kegunaan dan Fungsi Alamat Loopback (127.0.0.1)

Pengujian Jaringan dan Perangkat Lunak:

  • Alamat loopback, terutama 127.0.0.1, digunakan untuk menguji perangkat lunak jaringan tanpa memerlukan koneksi jaringan fisik.
  • Pengembang dan administrator dapat menggunakan alamat loopback untuk memastikan bahwa perangkat lunak atau layanan berfungsi dengan baik sebelum digunakan di jaringan sebenarnya.
Diagnostik dan Pemecahan Masalah:
  • Alamat loopback memungkinkan pengguna untuk memverifikasi bahwa tumpukan TCP/IP di sistem berfungsi dengan benar.
  • Perintah seperti ping 127.0.0.1 sering digunakan untuk memeriksa apakah protokol jaringan di sistem berfungsi dengan baik.
Isolasi dari Jaringan Eksternal:
  • Data yang dikirim ke alamat loopback tidak keluar dari perangkat dan tidak dapat diakses oleh perangkat lain di jaringan, sehingga memberikan lingkungan yang aman untuk pengujian internal.

Cara Kerja Alamat Loopback

Ketika sebuah perangkat mengirimkan data ke alamat IP dalam rentang 127.x.x.x, data tersebut diarahkan kembali ke perangkat itu sendiri tanpa meninggalkan perangkat atau mencapai jaringan luar. Ini terjadi sepenuhnya dalam perangkat lokal.

Contoh Penggunaan

  • Mengakses Server Lokal:

    Jika Anda menjalankan server web pada perangkat Anda sendiri, Anda bisa mengaksesnya melalui http://127.0.0.1.

  • Pengujian Koneksi Jaringan:
            Menggunakan perintah ping 127.0.0.1 untuk memastikan bahwa tumpukan jaringan lokal berfungsi dengan benar.

Kenapa Rentang 127.x.x.x Digunakan untuk Loopback

  • Keputusan Standar: Rentang 127.x.x.x telah ditentukan oleh IANA (Internet Assigned Numbers Authority) sebagai alamat loopback dalam standar jaringan sejak awal pengembangan TCP/IP.
  • Keterjaminan Penggunaan Internal: Memastikan bahwa data yang ditujukan untuk loopback tidak keluar ke jaringan eksternal, menjaga keamanan dan isolasi.

Net ID dan Host ID

        Selain dengan melihat okted pertama kita bisa membedakan dari Net ID dan Host ID nya. Opo kui Net ID karo Host ID iku....? Nah Lak Takok Tak Jawab :

  • Net ID (Network Identifier) adalah bagian dari alamat IP yang mengidentifikasi jaringan tempat perangkat berada. Ini memungkinkan router dan perangkat jaringan untuk menentukan ke segmen jaringan mana paket data harus dikirim. Net ID membantu mengarahkan lalu lintas data di dalam dan antar jaringan.
  • Host ID (Host Identifier) adalah bagian dari alamat IP yang mengidentifikasi perangkat spesifik (host) di dalam jaringan tersebut. Setiap perangkat di dalam 1 segmen jaringan yang sama pasti memiliki Net ID yang sama tetapi Host ID yang pasti berbeda.

        Kelas A, B, dan C adalah kelas IP yang paling umum digunakan untuk keperluan jaringan Lokal. Pembagian ini menentukan bagaimana Net ID dan Host ID didistribusikan dalam alamat IP, yaitu:

Kelas A

  • Rentang: 1.0.0.0 hingga 126.0.0.0
  • Net ID: Okted pertama (Okted 1)
  • Host ID: Tiga okted terakhir (Okted 2, 3 dan 4)
  • Subnet Mask Default: 255.0.0.0
  • Contoh: Alamat IP 10.0.0.1 memiliki Net ID : 10 dan Host ID : 0.0.1

Kelas B

  • Rentang: 128.0.0.0 hingga 191.255.0.0
  • Net ID: Dua okted pertama (Okted 1 dan 2)
  • Host ID: Dua okted terakhir (Okted 3 dan 4)
  • Subnet Mask Default: 255.255.0.0
  • Contoh: Alamat IP 172.16.0.1 memiliki Net ID : 172.16 dan Host ID : 0.1

Kelas C

  • Rentang: 192.0.0.0 hingga 223.255.255.0
  • Net ID: Tiga okted pertama (Okted 1, 2 dan 3)
  • Host ID: Satu okted terakhir (Okted 4)
  • Subnet Mask Default: 255.255.255.0
  • Contoh: Alamat IP 192.168.31.1 memiliki Net ID : 192.168.31 dan Host ID : 1
Rangkuman Kirim Ndek Kene Bos :

Kerjakan Soal Dibawah Ini :


Lebih baru Lebih lama